Home

Jumat, 09 Desember 2011

Meteor

 
Meteor adalah penampakan jalur jatuhnya meteoroid (benda langit berupa debu, pasir dan batu kosmik) melintasi atmosfer bumi dan terbakar, kita biasa menyebut sebagai bintang jatuh. Juataan meteor selalu menghantam atmosfer setiap hari dan hangus terbakar. Meteor ini terlihat pada ketinggian 40 sampai 120 km diatas permukaan bumi.

Penampakan tersebut disebabkan oleh panas yang dihasilkan oleh tekanan ram (bukan oleh gesekan, sebagaimana anggapan umum sebelum ini) pada saat meteoroid memasuki atmosfer. Meteor yang sangat terang, lebih terang daripada penampakan Planet Venus, dapat disebut sebagai bola api. Bila lebih terang lagi disebut dengan "Bolide".

Meteor melaju dengan kecepatan 70 km per detik. Saat memasuki atmosfer Bumi, kecepatannya di perlambat oleh massa udara menjadi energi dan merubahnya sampai habis. Zat yang mudah menguap berubah menjadi gas dan meninggalkan jejak yang tampak jelas di angkasa.

Adakalanya meteor ini tidak terbakar habis di atmosfer sehingga sisanya jatuh ke Bumi dan biasanya disebut dengan batu meteor meteorit. Biasanya meteor terbakar antara 60-96% di atmosfer. Bumi kita memang diciptakan oleh Tuhan lengkap dengan pelindungnya.
Hujan dan badai Meteor dari rasi Leo

Patokan yang diambil untuk menentukan apakah itu badai atau hujan Leonid. Leonid merupakan meteor dari rasi Leo. Jika jumlah meteor kurang dari 200 per jam disebut dengan hujan Leonid, bila lebih disebut dengan badai Leonid.

Pada 12 Novembr 1883 terjadi fonomena alam di Amerika yang dimulai jam 10 sampai jam 2 malam. Ratusan ribu meteor bertaburan diangkasa sepanjang malam membuat kagum dan bengong orang pada waktu itu. Badai meteor itu menurut para ahli berasal dari rasi Leo.

Di tahun 1899 dan 1933 terjadi lagi hujan meteor. Dan di tahun 1966 terjadi kembali badai meteor di dahului dengan hdirnya Komet Tempel Tuttel di tahun 1965. Sejak itu para ahli tahu, badai leonid terjadi didahului oleh komet tersebut.

Penampakan "kembali" Leonid di atmosfir Bumi terjadi pada bulan November 1998, tepat setelah delapan bulan Tempel-Tuttle melintasi sumbu perihelion. Pada malam tanggal 16-17 November tahun itu, dunia menyaksikan hujan bola api selama 18 jam. Ketika itu dikabarkan, frekuensinya mencapai ratusan meteor per jam. Setahun kemudian, frekuensi jumlah meteor yang masuk ke atmosfir bumi terhitung menurun di beberapa belahan dunia. Namun pada beberapa lokasi, sekitar Eropa, Afrika, dan Timur Tengah terjadi badai Leonid di mana frekwensinya mencapai satu meteor per menit.

Setelah penampakannya yang pertama dan kedua itu, Leonid muncul kembali tahun 2000 dan 2001. Pada tahun 2001 itu, ratusan Leonid berukuran besar melesat masuk ke atmosfir Bumi. Para pengamat di Observatorium Bosscha ketika itu melaporkan, bahwa mereka telah melihat sekitar 50 meteor Leonid terlihat antara puul 01:48 hingga 02:05 waktu setempat. Setelah itu, sekitar 40 Leonid terlihat setiap 20 menit hingga pukul 02:45. Selama dua setengah jam mengamati dengan mata telanjang, para astronom di Bosscha melihat ada sekitar 200 meteor Leonid tampak muncul dari langit sebelah timur dan menyebar ke segala penjuru arah. Mereka pun sempat melihat sebuah Leonid lewat di atas kepala dalam waktu cukup lama.

Sumber

0 comments:

Posting Komentar